UNA’IM Yapis Wamena – Rektor Universitas Amal Ilmiah (UNA’IM) Yapis Wamena, Dr. Rudihartono Ismail, M.Pd., CRA., CRP., turut hadir dalam kegiatan Rekonsiliasi Budaya Masyarakat Baliem yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya. Acara yang berlangsung meriah di Wamena ini mengusung tema “Revitalisasi Tantangan Kehidupan Masyarakat Baliem,” dan bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai budaya masyarakat lembah Baliem dalam menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi. (24/9/2024)
Dr. Rudihartono Ismail, M.Pd., CRA., CRP., hadir didampingi oleh Wakil Rektor III UNA’IM, Dafrin Muhsin, M.I.P., serta Kepala Biro Humas dan Kerjasama, Ayu Anggraini Tambunan, S.IP., M.Si. Partisipasi UNA’IM dalam acara ini menegaskan komitmen universitas dalam mendukung pelestarian budaya lokal sekaligus memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan pengabdian masyarakat.
Penguatan Identitas Budaya di Tengah Tantangan Modern
Dalam penyampaiannya, Rektor Dr. Rudihartono Ismail, M.Pd., CRA., CRP., menekankan pentingnya revitalisasi budaya lokal di tengah derasnya arus perubahan sosial yang sedang dihadapi oleh masyarakat Papua, khususnya di Lembah Baliem. Menurutnya, masyarakat lokal harus diberdayakan agar mampu menjaga kearifan lokal mereka sembari tetap beradaptasi dengan tuntutan perkembangan zaman.
“Budaya merupakan identitas kuat yang harus terus kita lestarikan. Namun, kita juga tidak boleh menutup mata terhadap perubahan dan perkembangan global. Penting bagi masyarakat Baliem untuk tetap berpegang pada nilai-nilai luhur budaya mereka sambil berinovasi dan mengikuti perkembangan dunia modern. UNA’IM siap membantu dalam mewujudkan sinergi antara pelestarian budaya dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Dr. Rudihartono Ismail, M.Pd., CRA., CRP.
Ia juga menyatakan bahwa melalui pendidikan yang diberikan oleh UNA’IM, universitas siap memberikan ruang bagi generasi muda Papua, khususnya masyarakat Baliem, untuk belajar tentang teknologi, inovasi, dan keterampilan modern tanpa melupakan akar budaya mereka. Pendidikan, menurutnya, menjadi jembatan penting dalam proses adaptasi budaya terhadap perkembangan zaman.
Kolaborasi Budaya dan Akademisi
Kehadiran UNA’IM dalam acara ini memperlihatkan peran universitas dalam berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan strategi untuk mempertahankan warisan budaya yang berharga. Wakil Rektor III UNA’IM, Dafrin Muhsin, M.I.P., yang turut memberikan pandangannya, menyatakan bahwa penguatan hubungan antara budaya lokal dan dunia akademik dapat memperkuat posisi masyarakat adat dalam menghadapi tantangan modernitas.
“Kami di UNA’IM ingin terus memperkuat hubungan dengan masyarakat adat, khususnya dalam hal pelestarian budaya. Tidak hanya melalui program-program akademik, tetapi juga dengan aksi nyata seperti pengabdian kepada masyarakat, penelitian, serta kerja sama dengan berbagai pihak yang peduli pada kelestarian budaya,” ungkap Dafrin Muhsin, M.I.P.
Ayu Anggraini Tambunan, S.IP., M.Si., selaku Kepala Biro Humas dan Kerjasama UNA’IM, menambahkan bahwa peran komunikasi dan kerja sama lintas sektoral sangat penting dalam mengembangkan program yang berkelanjutan untuk mendukung masyarakat Baliem. “Kita perlu terus menjalin komunikasi yang kuat dengan pemerintah daerah dan masyarakat lokal. Acara seperti ini menjadi jembatan untuk mempererat kerjasama tersebut,” tuturnya.
Revitalisasi Budaya Baliem dan Tantangan Modernisasi
Tema “Revitalisasi Tantangan Kehidupan Masyarakat Baliem” yang diangkat dalam kegiatan rekonsiliasi budaya ini sangat relevan dengan kondisi yang dihadapi oleh masyarakat Papua saat ini. Masyarakat Baliem, yang memiliki tradisi dan adat istiadat yang kaya, dihadapkan pada berbagai tantangan seperti modernisasi, masuknya teknologi, dan perubahan pola hidup. Meski demikian, identitas budaya yang kuat menjadi modal penting bagi mereka dalam menghadapi era globalisasi.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh adat, pejabat pemerintah, serta akademisi yang berdiskusi tentang cara terbaik untuk mempertahankan budaya lokal di tengah perubahan. Para peserta berbagi pandangan dan ide tentang bagaimana budaya tradisional dapat dijaga tanpa harus terisolasi dari perkembangan dunia luar.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya selaku penyelenggara berharap kegiatan rekonsiliasi budaya ini dapat menjadi momentum penting untuk menggali kembali nilai-nilai luhur budaya Baliem sekaligus membentuk pola pikir masyarakat agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman, tanpa kehilangan jati diri mereka.
Peran Pendidikan dalam Pelestarian Budaya
UNA’IM, sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen terhadap pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat lokal, melihat acara ini sebagai salah satu bentuk nyata dari misi universitas dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat Papua. Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), UNA’IM berencana untuk meluncurkan berbagai program yang mendukung pelestarian budaya dan pengembangan keterampilan masyarakat lokal.